Angka Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "Golden ratio" atau "Rasio emas".
GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618
Anda akan melihat betapa hebat Tuhan dalam presentasi ini, dan ini menyajikan bukti-bukti tentang keberadaan Tuhan.
Semua ciptaan di alam semesta ini mengikuti rasio ilahi ini.
- Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku = 1. 618
- Jarak antara pusar dan bagian atas kepala / jarak antara garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.
- Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.
Bahkan kaki Anda juga menunjukkan phi. Kaki memiliki beberapa proporsi berdasarkan garis phi, termasuk: bagian tengah lengkungan kaki dan telapak kaki; bagian dasar garis dan ujung jempol kaki; bagian atas garis ujung dan bagian bawah jalur riwayat kaki.
Jari-jari kita memiliki tiga ruas. Proporsi dari dua bagian jari dengan panjang jalur riwayat juga menunjukkan rasio emas. Anda juga dapat melihat bahwa proporsi jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.
Wajah Manusia
Total lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi dengan tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas.
Panjang wajah / lebar wajah = 1,681
Panjang mulut / lebar hidung = 1,681
Lebar hidung / jarak antara lubang hidung = 1,681
Jarak antara pupil / jarak antara alis = 1,681
Jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala / panjang kepala = 1. 618
Paru-paru
Salah satu fitur dari jaringan bronkia yang membentuk paru-paru adalah bentuknya yang asimetris. Sebagai contoh, tenggorokan terbagi menjadi dua bronkus utama, yang pertama panjang (di sebelah kiri) dan yang kedua pendek (di sebelah kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke subdivisi berikutnya dari bronki. Itu dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini proporsi bronkus pendek ke panjang selalu 1/1.618.
Spiral

Pakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena penglihatan kita dapat dengan mudah mengikuti bentuk tersebut.
Spiral yang didasarkan pada rasio emas memiliki rancangan paling tak tertandingi yang dapat Anda temukan di alam. Sejumlah contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan spiral pada bunga matahari dan buah cemara. Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini.
Rasio Emas pada DNA
Molekul yang mengandung informasi tentang seluruh sifat-sifat fisik makhluk hidup juga telah diciptakan dalam bentuk yang didasarkan pada rasio emas. Molekul DNA, cetak biru kehidupan, didasarkan pada rasio emas. DNA tersusun atas dua rantai heliks tegaklurus yang saling berjalinan. Panjang lengkungan pada setiap rantai heliks ini adalah 34 angstroms dan lebarnya 21 angstroms. (1 angstrom adalah seperseratus juta sentimeter.) 21 dan 34 adalah dua angka Fibonacci yang berurutan.
Rasio Emas pada Organ Pendengaran dan Keseimbangan.
Koklea pada telinga bagian dalam manusia berperan menghantarkan
getaran suara. Struktur bertulang ini, yang berisi cairan, memiliki
bentuk spiral logaritmik dengan sudut tetap =73°43´ yang memiliki rasio
emas.
Gading dan Gigi yang Tumbuh Mengikuti Bentuk Spiral
Contoh-contoh lengkungan yang berdasarkan pada spiral logaritmik dapat disaksikan pada gading gajah dan mammoth (sebangsa gajah purba yang besar dan berambut) yang kini telah punah, cakar singa, dan paruh burung beo. Laba-laba eperia
senantiasa merajut jaringnya dengan bentuk spiral logaritmik. Di
kalangan mikroorganisme yang dikenal sebagai plankton, tubuh hewan globigerinae, planorbis, vortex, terebra, turitellae dan trochida semuanya membentuk spiral.
RASIO EMAS DALAM DUNIA MIKRO
Bentuk-bentuk geometris tidaklah terbatas pada segitiga, bujur
sangkar, segilima atau segienam. Bentuk-bentuk ini juga dapat saling
bertemu dalam aneka cara dan menghasilkan bentuk geometris tiga dimensi
yang baru. Kubus dan piramida adalah contoh pertama yang dapat
dikemukakan. Namun, ada pula selain itu bentuk-bentuk tiga dimensi
seperti tetrahedron (dengan empat sisi yang seragam), oktahedron,
dodekahedron dan ikosahedron, yang mungkin tak pernah kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari kita dan yang namanya bahkan mungkin belum pernah
kita dengar. Dodekahedron tersusun atas 12 sisi berbentuk segilima, dan
ikosahedron terdiri dari 20 buah sisi segitiga. Para ilmuwan telah
menemukan bahwa bentuk-bentuk ini secara matematis seluruhnya dapat
berubah bentuk dari satu ke yang lain, dan perubahan ini terjadi dengan
rasio yang terkait dengan rasio emas.
Bentuk-bentuk tiga dimensi yang memiliki rasio emas sangatlah umum
pada mikroorganisme. Banyak virus berbentuk ikosahedron. Di antara yang
terkenal adalah virus Adeno. Cangkang protein dari virus Adeno tersusun
atas 252 subunit protein, yang kesemuanya tersusun secara seragam.
Sebanyak 12 subunit protein yang terletak pada sudut-sudut ikosahedron
tersebut membentuk prisma pentagonal. Bentuk menyerupai batang menonjol
keluar dari sudut-sudut ini.
Yang pertama menemukan bahwa virus-virus ada dalam bentuk-bentuk
yang memiliki rasio emas adalah Aaron Klug dan Donald Caspar dari Birkbeck College
di London pada tahun 1950-an. Virus pertama yang mereka pastikan
memiliki rasio emas adalah virus polio. Virus Rhino 14 memiliki bentuk
yang sama seperti virus polio.
Mengapa virus-virus memiliki bentuk-bentuk yang didasarkan pada
rasio emas, yakni bentuk-bentuk yang sulit untuk kita bayangkan dalam
benak kita sekalipun? A. Klug, yang menemukan bentuk-bentuk ini,
memaparkan:
Rekan saya Donald Caspar dan saya menunjukkan bahwa rancangan pada virus-virus ini dapat dijelaskan melalui keumuman bentuk simetri ikosahedral yang memungkinkan satuan-satuan pembangunnya yang seragam untuk dipasangkan satu sama lain dalam susunan yang kurang lebih sama, dengan sedikit kelenturan di dalamnya. Kami mengumpulkan seluruh rancangan yang mungkin, yang memiliki kemiripan dengan kubah-kubah geodesik yang dirancang oleh sang arsitek R.Buckminster Fuller. Akan tetapi, kubah-kubah Fuller harus dirakit dengan mengikuti rumus-rumus yang lumayan rumit, sedangkan rancangan pada cangkang virus memungkinkannya terbentuk secara mandiri. (14)
Penjelasan Klug sekali lagi menyingkap sebuah kebenaran nyata.
Terdapat perencanaan teramat teliti dan perancangan cerdas pada virus
sekalipun, wujud yang dianggap para ilmuwan sebagai "salah satu makhluk
hidup paling sederhana dan paling kecil." (15)
Rancangan ini sangat jauh lebih sempurna dan unggul dibandingkan karya
Buckminster Fuller, salah satu arsitek terkemuka di dunia.
Dodekahedron dan ikosahedron juga tampak pada rangka silika dari
radiolaria, organisme laut bersel satu. Bentuk dan ukuran yang
didasarkan pada dua bentuk geometris ini, seperti dodekahedron sama-sisi
dengan bagian menyerupai kaki yang menonjol keluar dari masing-masing
sudutnya, serta aneka bentuk pada permukaannya memunculkan bentuk-bentuk
badan radiolaria dengan keindahan yang beragam. (16) Sebagai contoh dari kelompok organisme ini, yang berukuran kurang dari satu milimeter, dapat kita kemukakan Circigonia icosahedra yang berbentuk ikosahedron dan Circorhegma dodecahedra dengan rangka dodekahedron. (17)
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_emas
http://id.harunyahya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar